Aku terus melangkah, tapi entah menuju kemana
Berawal dari pergulatan batin sekitar bulan November 2018, aku mempertanyakan soal masa depanku pada diriku sendiri. Seperti apakah masa depanku, mengenai karirku dan pendidikanku. Saat itu aku berstatus karyawan pada sebuah perusahaan di bidang IT dan juga aku sedang menjalani perkuliahan semester 5. Tidak terasa aku sudah 3.5 tahun bekerja di perusahaan tersebut, tentu aku mempertanyakan jenjang karir yang bisa aku capai disana karena jauh ke belakang ketika aku memulainya, aku dijanjikan posisi setelah beberapa kurang lebih 2 tahun. Memang posisi yang tidak seberapa, namun setidaknya aku bisa merasakan tanggung jawab baru yang lebih luas dan juga mendapat pemasukan lebih untuk menunjang masa depanku tentunya. Disamping itu 1.5 tahun lagi perkuliahanku meraih S1 berakhir dan aku ingin melanjutkan ke jenjang S2.
Ya, rasanya seperti melangkah dijalan gelap dan tidak tau arah
Akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya kepada atasanku tentang kejelasan karir dan tunjanganku disana sekitar akhir Februari 2019. Atasanku memberikan kabar segar terkait pergulatanku itu, ternyata atasanku memang sudah berencana untuk menaikan posisiku di tahun 2019. Tentu aku senang dan tenang saat itu mendengar kabar demikian.
Setiap bulan Maret di tiap tahunnya, perusahaan tempatku bekerja memberikan kenaikan gaji sesuai dengan KPI (Key Performance Indicator) masing masing individu. Maret menjadi bulan yang kunanti pada saat itu karena keingintahuanku terhadap kenaikan posisi dan tunjangan yang diberikan. Siapa yang tidak penasaran jika ini merupakan pengalaman pertama kalinya dalam hidup diberikan kepercayaan untuk naik posisi.
Singkat cerita, ternyata tidak sesuai dengan yang aku harapkan dari proses dan hasil yang akan aku terima dan disaat itu aku memutuskan untuk mencari pengalaman baru di tempat lain, walau aku masih berharap terbukanya sesi negosiasi. Namun sayang, pintu itu tidak kunjung terbuka.
Tidak masalah bagiku, setiap orang punya keputusan masing masing.
Suatu hari, temanku yang dulu pernah bekerja di tempat aku bekerja itu menghubungiku untuk menawarkan pekerjaan yang lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat aku tinggal dan berkuliah. Dari situ aku mempersiapkan semua persyaratannya dan mengikuti alur perektrutan sampai akhirnya tinggal waktunya aku untuk menunggu hasil pengumuman diterima atau tidak. Saat itu, hari hari dimana sudah mendekati lebaran dan jika memang aku diterima, seharusnya aku bisa dikabari pada saat hari kerja terakhir sebelum libur panjang.
Aku berharap, sambil berdoa Novena dan kebetulan saat itu adalah bulan Maria.
Hari yang aku tunggu pun akhirnya tiba, sambil bekerja aku rajin untuk melihat e-mail dan whatsapp, menanti sebuah pengumuman dari hasil perektrutanku. Aku menanti sambil berfikir “Kalau hari ini tidak ada pengumuman, berarti kemungkinkan besar ga diterima karena sudah melewati batas waktu pengumuman yang dijanjikan dan besok sudah libur panjang”.
Dan ternyata tidak sesuai dengan harapan, sama sekali tidak ada informasi terkait perekrutan tersebut. “Baiklah, mungkin rezekiku ditempat lain” kataku dalam hati.
Besoknya, aku berangkat ke Cimahi untuk libur panjang bersama dengan keluargaku. Sesampainya di Cimahi, orang tuaku langsung bertanya mengenai perekrutan tersebut, tentu aku menjawab kalau mungkin memang belum rezekinya. Waktu itu sudah malam, jadi tidak terlalu panjang mengobrol, aku memutuskan untuk beristirahat.
Keesokan hari siangnya, aku memutuskan untuk bermain game yang belum lama kubeli untuk menghibur diri dan merasakan liburan yang sesungguhnya. Tak disangka di tengah permainan, HPku berdering dan kulihat HRD dari perusahaan baru itu yang melakukan panggilan. Tanpa pikir panjang lagi, aku langsung menerima panggilan itu.
Dan aku terima.
Setelah selesai dengan panggilan tersebut, aku memberikan kabar tersebut kepada orang tuaku. Aku dan orang tuaku bersyukur atas hal tersebut dan mengajakku untuk ikut Novena lingkungan di malam itu.
Tidak disangka, kabar baik muncul disaat akhir dari pengharapan. Ya, hari itu adalah Novena hari terakhir yang diadakan di lingkunganku.
Aku sangat bersyukur atas segala hal yang terjadi pada hidupku dan aku percaya Tuhan pasti akan memberikan jalan diwaktu yang sudah Ia siapkan.